Sahabat pembaca yang dirahmati Allah.
Allah telah menurunkan pakaian kepada kita semua pakaian untuk menutupi aurat. Seperti yang telah dijelaskan oleh Allah dalam QS.Al-A'raf (7): 26.
Dalam kaidah ushul fiqh perintah dari Allah tidak hanya berupa kata perintah, melainkan bisa juga berbentuk kalimat khabar dan sebagainya. Maka dapat kita fahami, secara tidak langsung, melalui ayat di atas Allah telah memerintahkan kita (manusia) untuk menutup Aurat. Lagi-lagi saya katakan, kebanyakan manusia tidak memahami perintah ini, bahkan kita yang mengaku beriman kepada Allah juga masih banyak yang belum memahaminya. Maka tak heran masih banyak di antara kita yang tidak melaksanakan perintah ini (menutup aurat).
Sahabat pembaca yang dirahmati Allah
Bagi kita yang yakin pada Allah seyogyanya kita juga harus meyakini perintah Allah SWT. Yakin dalam arti bukan hanya sekedar dalam hati apalagi hanya ucapan bibir semata. Tapi yakin yang dimaksud adalah meyakini bahwa Allah perintahkan untuk menutup aurat dan kita melaksanakan keyakinan kita tersebut dalam kehidupan nyata, yaitu menutup aurat karena Allah telah memerintahkannya.
Maha suci Allah, dalam surat Al-A'raf ayat 26 tersebut Allah telah menunjuki bahwa pakaian taqwa adalah sebaik-baiknya pakaian. Maka seharusnya kita dapat memahami bahwa berpakaian atas dasar ketaqwaan kepada Allah itulah sebaik-baik berpakaian. Tentu tidak ada pilihan lain pada kita bahwa menutup aurat karena ketaatan kita kepada Allah adalah pilihan terbaik dalam kehidupan.
Sahabat pembaca yang rahmati Allah
Kepada para wanita, secara spesifik Allah telah memaparkan pakaian seperti apa yang dikehendakiNya. Melalui Nabi, Allah memerintahkan kepada wanita, secara khusus kepada wanita beriman untuk mengulurkan jilbab keseluruh tubuh. Sebagaimana telah Allah paparkan dalam Qs. Al-Ahzab (33): 59:
Sahabat pembaca yang dirahmati Allah
Saat ini, jilbab menjadi salah satu topik menarik untuk diperbincangkan. Sampai-sampai sudah banyak dan berulang kali diadakan seminar dengan tema seputar tentang jilbab. Jilbab dalam konteks ayat dalam Al-Qur'an merupakan sebuah kewajiban yang ditujukan kepada seluruh wanita. Seperti ayat di atas secara tegas Allah memerintahkan kepada wanita mukmin atau wanita yang mengaku beriman untuk berjilbab. Maka secara tegas tanpa menyembunyikan yang haq sedikitpun, saya harus katakan bahwa, salah satu bukti wanita beriman adalah berjilbab. Kalau tidak berjilbab, belum beriman, melainkan hanya sekedar yakin saja. Beriman dengan yakin adalah dua kata yang tidak bisa disamakan. Iman menuntut adanya pembuktia lahiriah (nyata) dalam bentuk sikap dan perilaku dalam keseharian. Namun "yakin" hanya sekedar prilaku hati belum berlanjut pada perbuatan. Jika rasa "yakin" berlanjut kepada tindakan, itulah yang dinamakan iman.
Ada penomena yang seharusnya tidak mewabah pada diri muslimah yang berkomitmen untuk berjilbab. Beberapa dari mereka berusaha membalas perkataan orang-orang yang berkomentar tentang mereka. Mereka (wanita berjilbab) berkata "Antara jilbab dan berakhlak mulia adalah dua hal yang berbeda, berjilbab adalah murni perintah Allah, wajib untuk wanita muslim yang sudah baligh tanpa memandang akhlaqnya baik atau buruk. Sedangkan akhlak adalah budi pekerti yang bergantung pada diri masing-masing".
Kata-kata di atas tidak perlu di ucapkan. Yang benar adalah Berjilbab dan Berakhlak mulia adalah sama-sama bukti keimanan kepada Allah. Jadi satu paket, kalau sudah berjilbab maka perbaiki akhlak. Kalau akhlak tidak juga semakin baik, tetap saja perbaiki akhlak. Jika tidak baik juga, tetap, tetap harus berusaha selagi masih hidup. Masalah penilaian orang, mari kita jadikan sebagai alat untuk introfeksi diri kita agar lebih baik kedepannya. Berterima kasihlah pada mereka yang menunjukkan kekuranganmu meski dengan omongan yang menyakitkan, karena dengan begitu kamu dapat mengetahui kekuranganmyu, lalu kamu dapat memperbaikinya dengan mudah.Allah telah menurunkan pakaian kepada kita semua pakaian untuk menutupi aurat. Seperti yang telah dijelaskan oleh Allah dalam QS.Al-A'raf (7): 26.
"Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan padamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat"Konteks ayat di atas telah jelas memaparkan bahwa fungsi dari pakaian yang dikehendaki Allah adalah sebagai penutup Aurat. Dan fungsi tersebut diserukan untuk seluruh keturunan Adam atau yang disebut dengan manusia. Maka seruan menutup aurat sebenarnya ditujukan kepada seluruh manusia. Namun pada kenyataannya, manusia ada yang faham dan kebanyakan tidak memahami.
Dalam kaidah ushul fiqh perintah dari Allah tidak hanya berupa kata perintah, melainkan bisa juga berbentuk kalimat khabar dan sebagainya. Maka dapat kita fahami, secara tidak langsung, melalui ayat di atas Allah telah memerintahkan kita (manusia) untuk menutup Aurat. Lagi-lagi saya katakan, kebanyakan manusia tidak memahami perintah ini, bahkan kita yang mengaku beriman kepada Allah juga masih banyak yang belum memahaminya. Maka tak heran masih banyak di antara kita yang tidak melaksanakan perintah ini (menutup aurat).
Sahabat pembaca yang dirahmati Allah
Bagi kita yang yakin pada Allah seyogyanya kita juga harus meyakini perintah Allah SWT. Yakin dalam arti bukan hanya sekedar dalam hati apalagi hanya ucapan bibir semata. Tapi yakin yang dimaksud adalah meyakini bahwa Allah perintahkan untuk menutup aurat dan kita melaksanakan keyakinan kita tersebut dalam kehidupan nyata, yaitu menutup aurat karena Allah telah memerintahkannya.
Maha suci Allah, dalam surat Al-A'raf ayat 26 tersebut Allah telah menunjuki bahwa pakaian taqwa adalah sebaik-baiknya pakaian. Maka seharusnya kita dapat memahami bahwa berpakaian atas dasar ketaqwaan kepada Allah itulah sebaik-baik berpakaian. Tentu tidak ada pilihan lain pada kita bahwa menutup aurat karena ketaatan kita kepada Allah adalah pilihan terbaik dalam kehidupan.
Sahabat pembaca yang rahmati Allah
Kepada para wanita, secara spesifik Allah telah memaparkan pakaian seperti apa yang dikehendakiNya. Melalui Nabi, Allah memerintahkan kepada wanita, secara khusus kepada wanita beriman untuk mengulurkan jilbab keseluruh tubuh. Sebagaimana telah Allah paparkan dalam Qs. Al-Ahzab (33): 59:
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri orang-orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.Ayat di atas tentu mudah difahami jika memahaminya dengan keimanan. Secara khusus, pada ayat di atas Allah memerintahkan untuk wanita mukmin agar mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh. Maka wanita yang mengatakan bahwa ia beriman, tentu akan dibuktikan dengan pembuktian yang nyata, salah satu contohnya adalah mengenakan jilbab.
Sahabat pembaca yang dirahmati Allah
Saat ini, jilbab menjadi salah satu topik menarik untuk diperbincangkan. Sampai-sampai sudah banyak dan berulang kali diadakan seminar dengan tema seputar tentang jilbab. Jilbab dalam konteks ayat dalam Al-Qur'an merupakan sebuah kewajiban yang ditujukan kepada seluruh wanita. Seperti ayat di atas secara tegas Allah memerintahkan kepada wanita mukmin atau wanita yang mengaku beriman untuk berjilbab. Maka secara tegas tanpa menyembunyikan yang haq sedikitpun, saya harus katakan bahwa, salah satu bukti wanita beriman adalah berjilbab. Kalau tidak berjilbab, belum beriman, melainkan hanya sekedar yakin saja. Beriman dengan yakin adalah dua kata yang tidak bisa disamakan. Iman menuntut adanya pembuktia lahiriah (nyata) dalam bentuk sikap dan perilaku dalam keseharian. Namun "yakin" hanya sekedar prilaku hati belum berlanjut pada perbuatan. Jika rasa "yakin" berlanjut kepada tindakan, itulah yang dinamakan iman.
Ada penomena yang seharusnya tidak mewabah pada diri muslimah yang berkomitmen untuk berjilbab. Beberapa dari mereka berusaha membalas perkataan orang-orang yang berkomentar tentang mereka. Mereka (wanita berjilbab) berkata "Antara jilbab dan berakhlak mulia adalah dua hal yang berbeda, berjilbab adalah murni perintah Allah, wajib untuk wanita muslim yang sudah baligh tanpa memandang akhlaqnya baik atau buruk. Sedangkan akhlak adalah budi pekerti yang bergantung pada diri masing-masing".
Bukankah akan lebih mudah memperbaiki kerusakan yang tampak daripada kerusakan yang samar??
Belum ada tanggapan untuk "Jilbab salah satu bukti iman seorang wanita kepada Allah"
Post a Comment