Catatan Pelatihan Kurikulum 2013 bersama Pak Afrizal Tani


Ini adalah catatan pelatihan K13 (Kurikulum 2013). Sebenarnya ini adalah catatan pertemuan ke-5 dari rencana 6 pertemuan. Namanya catatan, jadi hanya hal-hal yang tercatat oleh saya saja yang ditampilkan di sini.

Pertama, Tugas guru adalah memfasilitasi siswa, bukan menguasai siswa. Namun kebanyakan Guru berusaha ingin menguasai siswa-siswinya. Dengan marah-marah apabila siswa/i nya melakukan kesalahan, atau mengekang siswanya dengan berbagai macam aturan-aturan yang memberatkan siswanya.

Mari kita koreksi, berapa banyak Guru yang memukul meja untuk menenangkan siswanya? atau yang memukul papan tulis? Meski tidak semua, namun lebih banyak yang melakukannya.

Kedua, K13 berupaya menjadikan peserta didiknya memiliki sikap yang unggul. Sehingga kurikulum K13 terutama di SD memiliki tingkat presentase 70% proses pembelajarannya tertuju pada sikap.

Contoh, hampir setiap sekolah menerapkan Peserta didik salaman dengan Gurunya ketika masuk sekolah. Nah, ada dua model sekolah yang menerapkannya.

Pertama, Program Sekolah
Jika benar program sekolah, maka ketika melakukannya, sambil bersalaman, Guru menatap muridnya dan mengatakan hal-hal yang positif untuk peserta didik yang di salaminya. Misal, kepada anak yang terlihat kurang bersemangat saat memasuki sekolah, Guru bersalaman dengan menatap matanya sambi mengatakan "Selamat datang disekolah anakkuuu, coba senyum dulu, biar kelihatan segar wajahnya". Atau kepada anak yang rambutnya sudah kelihatan panjang, Guru bersalaman sambil, tatap matanya dan mengatakan "luar biasa kamu hari ini nak, datang tidak telat, tapi rambut kamu mulai panjang nih, besok dipangkas yaaa!".

Memang agak lebih lama, tapi pada saat bersalaman tersebutlah kita bisa menanamkan sikap dalam mengawali harinya disekolah.

Kedua, Program ikut-ikutan.
Jika program ini hanya ikut-ikutan, maka jangan heran ketika bersalaman, Guru yang satu bersalaman kepada siswanya sambil cerita sinetron kepada Guru yang lainnya, yang juga sedang bersalaman dengan siswa/i nya tanpa mellihat matanya.

Katiga, Guru, ketika mengajar, mereka sedang mengantarkan 4 hal kepada peserta didiknya, yaitu Sikap Spiritual, Sosial, Pengetahuan dan Keterampilan. Maka seorang guru dituntut untuk dapat mengantarkan ke-empat hal tersebut dengan baik. Selain itu Guru juga harus dapat memanfaatkan Pedagogik siswa. Terutama dalam hal perbedaan pendapat Peserta didik. Sehingga, Guru yang sedang mengajar harus sering berjalan mendekati peserta didiknya. Karena, selain dapat lebih dekat secara personal dengan peserta didiknya, sering berjaan saat mengajar juaga memiliki beberapa manfaat.

  1. Mengetahui lebih dini potensi peserta didik pada pembelajaran yang sedang diajarkan.
  2. Mengetahui dengan cepat anak yang berpotensi remedial.
  3. Melancarkan peredaran darah.
  4. Mengurangi resiko penyakit tulang, atau osteoporosis.
  5. dan lain-lain, masih banyak lagi manfaatnya.
Keempat, Guru harus banyak bersabar saat menhadapi peserta didik. Misalnya, jika dia melakukan kesalahan, jangan terlalu panjang mengomelinya, atau bahkan membentaknya. Karena itu akan sia-sia saja. Katakan dan lakukanlah hal-hal positif kepadanya. Karena perkataan dan tindakan positif dari seorang Guru kepada peserta didiknya akan tersimpan di bawah alam sadarnya, selanjutnya, tanpa sadar akan menjadikan kebiasaan yang baik kepada peserta didiknya tersebut.

Jika terlalu banyak siswa, maka lakukanlah metode kooferatif learnning yaitu belajar dengan kelompok-kelompok kecil 2-3 orang dalam satu kelompok, tidak boleh lebih. Jadi, tidak ada lagi tugas harian harus dikerjakan sendiri-sendiri, melainkan berkelompok. Kemudian dalam penilaiannya, tidak jawaban-jawaban dari tugas siswa, melainkan, yang terpenting adalah mengapa siswa tersebut menjawab dengan jawaban tersebut.

Kemudian, Guru juga dilarang untuk meriwayat peserta didiknya. Misal, dengan mengatakan "Ariiif Arif, kamu lagi kamu lagi", atau "kamu ini, kerjaannya menconteeeek terus" dan lain sebagainya.

Kelima, K13 pembelajaran berpusat pada siswa. Oleh karena itu, yang paling banyak dalam kegiatan pembelajaran adalah proses belajar, bukan mengajar. Jika ada anak yang nyeleneh, misalnya bertanya tidak sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Maka layani terlebih dahulu anak tersebut, dengan mengatakan hal-hal positif. Misal, pelajaran tentang puisi, tapi anak bertanya tentang kepala surat. Maka guru bisa meresponnya dengan mengatakan, "Naak, kepala itu di atas, bukan di tengah, jadi, kepala surat itu ada dibagian atas surat, kalau belum mengerti, setelah belajar ini, nanti tanyakan lagi ke bapak ya!" .Lalu kembali ke materi, sehingga tidak nyelenehnya anak tersebut tidak menjalar ke anak yang lainnya. 


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Catatan Pelatihan Kurikulum 2013 bersama Pak Afrizal Tani "

Post a Comment