Bentuk apresiasi untuk memotivasi siswa kelas 1 SD mengerjakan tugasnya

Penilaian belajar untuk anak kelas satu SD atau tingkat di bawahnya harus dilakukan dengan hati-hati. Sistem penilaian dituntut agar dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar lagi, terutama siswa kelas 1-3 SD. Bukan sebaliknya, penilaian malah menjatuhkan semangat siswa, malah tak jarang membuat siswa menjadi malas untuk melakukan tugasnya lagi. Di sini perlu adanya kejelian para Pendidik dalam pemberian nilai kepada Anak. Saya sendiri awalnya bingung dalam hal memberi penilaian pada anak kelas 1 SD. Seiring waktu berjalan, beberapa pengalaman dapat saya pelajari dari proses pembelajaran yang telah saya lakukan bersama anak-anak di kelas satu SD tersebut.

Beberapa hal yang dapat saya pelajari adalah, bahwa setiap pekerjaan anak, siswa atau peserta didik mesti kita beri apresiasi. Saya pernah mendapat cerita dari salah seorang dosen yang menyekolahkan anaknya di Australia. Katanya "di sana, walaupun anak dapat nilai NOL, tapi guru tetap mengatakan Good Job, Great, dan hal-hal lain sebagai penghargaan atas usahanya". Itu saya bawa ke dalam proses pembelajaran yang saya lakukan di SD saat ini.

Sederhana, mungkin kata itu cukup untuk memberi gambaran bagaiman pemberian apresiaasi dari setiap tugas atau pekerjaan yang dilakukan siswa. Bentuk apresiasi sederhana maksudnya adalah seperti sebuah penilaian yang dimengerti oleh anak, namun memotivasi anak untuk berbuat lebih baik lagi dan terus berusaha. Beberapa bentuk apresiasi sederhana yang saya lakukan untuk mendampingi penilaian tugas dan pekerjaan anak dalam proses pembelajaran di kelas 1 SD adalah sebagai berikut:

Beri Tanda Bintang atau tanda ulangi
Ini saya lakukan ketika saya mengajar anak membaca dan mengaji iqra'. Beri tanda bintang pada halaman yang telah tuntas mereka baca dan bisa lanjut pada halaman selanjutnya. Jika bacaan mereka belum lancar, bisa beri tanda ulangi. Beri mereka sedikit dorongan dengan mengatakan, "eits, belum lancar, belum belum bisa dapat bintang".. lalu kasih tanda ulangi. Tanda ulangi bisa gunakan huruf U atau H atau langsung tuliskan kata Ulangi.

Meski sederhana, tanda tersebut mempunyai nilai luar biasa bagi anak, bahkan saya sendiri belum tau letak sederhananya tanda tersebut bagi mereka. Lain kali akan saya amati.

Beri Tanda Tangan
Guru bisa membubuhkan tanda tangan pada tugas anak, dan anak menyukai hal itu. Ini tidak berlaku pada semua anak, akan tetapi, dalam satu kelas, lebih banyak yang menyukai ketimbang yang tidak. Belum di lakukan penelitian khusus untuk jumlah yang lebih banyak (lebih dari satu kelas).Yang terjadi adalah, pada saat saya tidak memberikan tanda tangan, itu membuat mereka murka, dan merengek untuk diberikan tanda tangan.

Beri Rangking atau Peringkat
Penilaian seperti ini saya pelajari dari guru mata pelajaran lain, yang mengajarkan bahasa Inggris. Jika uga perlu dikumpulkan secepatnya, cara penilaian ini sangat digemari anak.

Beri rengking dengan tanda pagar,  #1 untuk yang pertama mengumpulkan, #2 untuk yang kedua ngmpulkan dan seterusnya, sampai di rangking sepuluh saja. Ini tidak diberikan semua anak, akan tetapi hanya orang yang pertama samapi kesepuluh saja yang mendapatkannya. Ini sangat memotivasi anak dikemudian hari. Sehingga apabila kita menginginkan siswa segera mengumpulkan tugasnya, mereka akan fokus dengan buku mereka masing-masing agar mendapatkan rangking yang paling tinggi.

Acungkan Jempol
Jangan sungkan acungkan jempol dengan mimik wajah yang sesuai (tidak berlebihan) kepada anak. Anak akan merasa usahanya sangat dihargai, dan ia akan bertanya "ada lagi pak/ustadz?" dan lain sebagainya. Ini bisa kita lakukan pada setiap anak, jika anak itu malas nulis misalnya, kita bujuk, ternyata mau menulis beberapa huruf. Jangan tunda lagi, langsung aja saya katakan "Mantab!", "teruskan nulisnya yaaa!".. beberapa percobaan selalu berhasil.

Demikianlah beberapa bentuk apresiasi yang dapat kita berikan pada anak kelas satu SD atas apa yang telah mereka kerjakan. Barangkali, untuk guru senior, yang mempunyai pengalaman bertahun-tahun sduah memiliki ilmu lebih ketimbang saya yang baru satu tahun jadi Pendidik. Akan tetapi, mudah-mudahan ini bermanfaat buat para pendidik lainnya yang membutuhkan inovasi dalam pembelajarannya.

Tweet

Postingan terkait:

Ditulis Sarwo Edi — Sunday, November 29, 2015 — 2 Comments — Pembelajaran